Pengusaha Hotel Butuh Banyak Tenaga Kerja Hadapi KTT G20 di Bali!
Para pengusaha yang tergabung dalam Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) kembali membutuhkan banyak tenaga kerja menghadapi pertemuan puncak atau Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada November 2022.
Sekretaris Jenderal PHRI Maulana Yusran mengatakan, ini karena menjelang KTT G20, tingkat keterisian kamar hotel, khususnya di Bali sudah melonjak tinggi. Pada masa pandemi Covid-19 pada 2021 keterisian hanya sekitar 20 persen, kini sudah menyentuh angka di kisaran 70 persen.
“Seiring dengan peningkatan okupansi, serapan tenaga kerjanya pasti meningkat, apalagi kita bicara G20, itu kan kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition), itu ada ekstra tenaga kerja juga yang melayani kegiatan besar ini nantinya,” kata Maulana saat dihubungi, Sabtu, 15 Oktober 2022.
Baca Juga :
Jual Saldo Paypal
Jual Beli Saldo Paypal
Saldo Paypal Terpercaya
Sejauh ini, ia mengungkapkan, serapan tenaga kerja di sektor pariwisata, khususnya hotel, sebetulnya sudah mencapai kisaran 80 persen terhadap para pekerjanya yang saat masa pandemi Covid-19 dirumahkan. Terutama karena adanya pelonggaran pembatasan sosial dan pembukaan kembali pintu-pintu bagi turis asing yang mau berwisata di dalam negeri.
Kendati begitu, Maulana mengatakan, serapan tenaga kerja ini kini belum maksimal, karena tingkat okupansi hotel sendiri belum stabil. Penyebabnya, setelah masa pandemi Covid-19, perekonomian masyarakat kini kembali tertekan akibat permasalahan tingginya inflasi atau naiknya harga-harga.
“Apakah ini sifatnya temporary atau sifatnya jadi permanen peningkatannya, karena kalau kita bicara sekarang kan bicara Bali saja kan, tapi kalau kita bicara secara nasional status okupansi itu masih belum stabil, kayak sekarang terjadi penurunan lagi,” ujarnya.
Baca juga :
Jasa Pbn Premium
Jasa Pbn Berkualitas
Jasa Pbn
Oleh sebab itu, Maulana belum bisa memastikan apakah nanti setelah G20 serapan tenaga kerja akan terus terjadi di sektor pariwisata atau tidak. Sebab, acara G20 sendiri ditekankannnya bersifat sementara meski memberikan stimulus yang kuat bagi bisnis pariwisata.
“Kita menghitung serapan tenaga kerja itu sebenarnya kita perhatikan after G20, apakah masih stabil atau tidak. Karena ini perheletan yang sifatnya masih sementara, itu yang kita berharap memang kegiatan-kegiatan internasional, MICE, akan menjadi program pemerintah dalam rangka recovery,” kata Maulana.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno sebelumnya juga telah menyebut gelaran G20 akan berkontribusi terhadap proyeksi peningkatan wisatawan mancanegara hingga 1,8 juta – 3,6 juta dan juga 600 ribu – 700 ribu lapangan kerja baru ditopang kinerja bagus sektor kuliner, fashion, dan kriya. Rangkaian kegiatan G20 di Indonesia akan melibatkan UMKM dan menyerap tenaga kerja sekitar 33.000 orang.